Oleh: husnun | Januari 17, 2014

Hikmah Takziyah

Pernahkah kita melihat dari dekat pemotongan hewan kurban waktu Idul Adha ?  Mengapa hewan yang menunggu giliran disembelih harus dijauhkan, jangan sampai melihat proses penyembelihan dan sakaratul maut rekannya. Saya menyaksikan, seekor kambing menatap dengan penuh ketakutan saat temannya meregang nyawa. Mungkin kambing dan sapi itu berpikir, sebentar lagi nyawa saya melayang sama seperti rekannya yang tengah nazak tersebut. Ini model pemikiran hewan.

Pernahkah kita datang takziah ke rumah saudara atau teman yang meninggal dunia ? Bagaimana suasananya ? Saya kerap menyaksikan tidak ada perubahan pada sebagian tamu – kecuali keluarga almarhum – mereka biasa saja, bahkan ajang takziyah itu kerap dijadikan reuni teman atau saudara yang sudah tidak bertemu. Takziyah yang seharusnya dengan perasaan khusuk berubah menjadi  ajang suka cita dan senda gurau penuh tawa. Hikmah takziah adalah mengingat dan sadar diri, kita akan mengikuti jejak si mayit menuju alam kubur.

Takziyah datang ke rumah almarhum, salat janazah dan mengantar ke kubur adalah kewajiban (fardlu kifayah) seorang muslim terhadap muslim yang lain. Kita mendoakan almarhum dan menghibur keluarga yang ditinggalkan. Maka, semua kewajiban itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan khusuk, bukan dengan cengengesan dan senda gurau, tidak peduli dengan kesedihan yang melanda keluarga. Bahkan saat dumumkan, sebelum diberangkatkan, jenazah akan disalatkan, siapa diantara hadirin yang mau salat dipersilakan.

Dari pengamatan selama ini, ternyata jumlahnya tidak banyak. Ketika diantara mereka ditanya, mengapa tidak ikut salat jenazah, jawabnnya macam-maca, pakaian saya kotor. saya belum wudhu dan sebagainya. Salat jenazah bermanfaat untuk si mayit dan juga untuk yang hidup yang menyalatinya. Terkadang, rumah almarhum sempit sehingga tidak banyak yang bisa ikut salat, tapi hal itu bisa disiasati dengan salat secara bergantian. Atau – seperti yang sering dilakukan warga perumahan di tempat tinggal saya – salat jenazah dilakukan di masjid agar bisa menampung banyak orang.

Semakin banyak yang salat jenazah semakin baik bagi almarhum, karena semakin banyak yang memohonkan ampun dosa-dosanya. Bahkan untuk petakziyah juga dijanjikan pahala yang besar. Kalau takziyah ke rumah duka, ikut menyalati dan mengantar ke kubur, pahalanya dua qirat, kalau menyalati saja, pahalanya satu qirat. Dalam riwayat hadits dimisalkan satu qirat itu seperti gunung Uhud.

Jadi, kalau kita takziyah, usahakan sudah punya wudhu dari rumah agar bisa salat jenazah di rumah duka. Atau kalau tidak, kita bisa wudhu di rumah almarhum atau tetangganya. Diusahakan ikut sampai ke kubur, atau  minimal bisa ikut salat jenazah. Orang yang cerdas adalah banyak mengingat mati dan berusaha untuk mempersiapkannya. Wallahu a’lam


Tinggalkan komentar

Kategori